Observartorium
Boscha (dulunya bernama Bosscha Sterrenwacht ) di bangun oleh Nederlandsch-Indische
Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau Perhimpunan Bintang Hindia-Belanda.
Pada rapat pertama NISV, diputuskan bahwa akan dibangun sebuah observatorium di
Indonesia demi memajukan Ilmu Astronomi di Hindia-Belanda.
Dan pada rapat
itulah, Karel Albert Rudolf Bosscha bersedia menjadi penyandang dana
utama dan berjanji akan memberikan bantuan pembelian teropong bintang. Dia
adalah seorang tuan tanah di perkebunan teh Malabar. Dan sebagai penghargaan
atas jasanya dalam pembangunan RI. Setelah Institut Teknologi Bandung (ITB)
berdiri pada tahun 1959, Observatorium Bosscha kemudian menjadi bagian dari
ITB. Dan sejak saat itu, Bosscha difungsikan sebagai lembaga penelitian dan
pendidikan formal Astronomi di Indonesia.
Terdapat 5 buah teleskop besar di dalam Observatorium Bosscha :
Teleskop
Refraktor Ganda Zeiss
: Teleskop ini biasa digunakan untuk mengamati bintang ganda visual, mengukur
fotometri gerhana bintang, mengamati citra kawah bulan, mengamati planet,
mengamati oposisi planet Mars, Saturnus, Jupiter dan juga untuk mengamati
detail komet terang serta benda langit lainnya.
Teleskop
Schimidt Bima Sakti :
Teleskop ini biasanya digunakan untuk mempelajari struktur galaksi Bima Sakti,
mempelajari spectrum bintang, mengamati asteroid, supernova, Nova untuk
menentukan terang dan komposisi kimiawinya, dan untuk memotret objek langit.
Alat bantu extra-teleskop adalah Wedga Sensitometer, untuk menera
kehitaman skala terang bintang dan alat perekam film.
Teleskop
Refraktor Bamberg :
Teleskop ini biasa digunakan untuk menera terang bintang, menentukan skala
jarak, mengukur fotometri gerhana bintang, mengamati citra kawah bulan,
pengamatan matahari dan untuk mengamati benda langit lainnya. Teleskop ini
dilengkapi dengan fotoelektrik-fotometer yang berfungsi untuk
mendapatkan skala terangb bintang dari intensitas cahaya listrik yang
ditimbulkan.
Teleskop
Cassegrain GOTO :
Dengan menggunakan teleskop ini, objek dapat langsung diamati dengan memasukkan
data posisi objek tersebut. Kemudian data hasil pengamatan akan dimasukkan ke
media penyimpanan data secara langsung. Teropong ini juga dapat digunakan untuk
mengukur kuat cahaya bintang dan pengamatan spectrum bintang. Teleskop ini
dilengkapi dengan spektograf dan fotoelektrik-fotometer.
Teleskop
Refraktor Unitron :
Teleskop ini biasa digunakan untuk melakukan pengamatan hilal,
pengamatan gerhana bulan dan gerhana matahari, serta untuk pengamatan
benda-benda langit lainnya.
Pada tahun
2004, Observatorium Bosscha dinyatakan sebagai Benda Cagar Budaya oleh
pemerintah. Oleh karena itu, keberadaan Observatorium Bosscha dilindungi
oleh UU No. 2/1992, tentang Benda Cagar Budaya. Selanjutnya, pada tahun 2008,
Pemerintah juga menetapkan Observatorium Bosscha sebagai salah satu Objek
Vital Nasional yang harus diamankan. Pentingnya Bosscha
disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya karena Bosscha merupakan
satu-satunya observatorium terbesar dari Wilayah Jepang sampai India. Tak hanya
itu, letak Bosscha juga membantu pengamatan langit selatan yang minim
fasilitas pengamatan bintang.
Untuk
mencapai Observatorium Bosscha, bisa menggunakan kendaraan pribadi, jasa
travel dan juga kendaraan umum. Kalau menggunakan kendaraan pribadi, bisa
diakses melalui pusat Kota Bandung menuju ke arah Lembang yang dapat ditempuh
dengan waktu ±30 menit. Di jalan raya Bandung-Lembang sebelum pertigaan arah
Cisarua, arahkan kendaraan ke kanan menaiki bukit yang menjadi lokasi
observatorium.
Posting Komentar